Buah-Buahan Masa Kecil Yang Sudah Langka

Buah-Buahan Masa Kecil Yang Sudah Langka


Hayooo, siapa yang tahu buah apa ituuu.....atau paling tidak pernah lihat atau makan lah waktu kecil dulu. Kedai Family pernah memakan buah ini waktu kecil.....kebetulan ada teman di daerah Adi Karya Depok waktu masih jadi tempat Jin Buang Anak :)

Ternyata buah di atas dinamakan "Ceplukan". Atau ada yang pernah lihat buah "Jamblang", "Gohok" "Lobi-Lobi" ?...dengar namanya pasti sudah, tapi nggak yakin pada pernah lihat ....wkwkwkwk

Tahukah sahabat, jika Kemang, Menteng, Gandaria yang merupakan nama daerah di Jakarta sebenarnya adalah nama buah-buahan?

Jamblang

Pohon jamblang konon katanya salah satu rumah favorit Mbak Kunti yang suka ketawa-ketawa malem-malem ....wkwkwkw aya aya wae

Beberapa bagian tanaman ini juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya sering kali digunakan sebagai obat kencing manis, diare, dan beberapa penyakit lain. 

Buah jamblang biasa dimakan segar atau buah jamblang yang masak dicampur dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang sepatnya. 

Gohok
http://dedetea66.blogspot.co.id/2014/02/buah-kenangan.html

Buah gohok atau gowok. Buah yang ga bisa di makan sama kulit-kulitnya ini, sudah lumayan langka di temui. Anda yang sudah pernah makan buah ini, hanya bisa “Nyengir” saking asamnya
Lobi Lobi
http://www.rumahcherish88.com/2015/09/jual-bibit-buah-lobi-lobi.html

Buah lobi, biasanya kita sebut lobi-lobi, kalau di sukabumi lolobi.  Buah lobi-lobi berukuran kecil, bentuknya agak bundar. Yang sudah masak warnanya merah tua, rasanya asam atau manis, kadang-kadang kelat dengan biji banyak. Buah yang sudah masak digunakan untuk bahan pembuat rujak, sirup, sele, buah kalengan, asinan dan manisan.
Menteng/Rambai/Kepundung/Langsap

Rasanya asam-asam manis. Daging buahnya sangat sedikit karena bijinya besar. Buah ini banyak terdapat di Bogor dan sekitarnya. Di Jawa Tengah, menteng disebut dengan mundung.Menteng, kepundung, atau (ke)mundung adalah pohon penghasil buah dengan nama sama yang dapat dimakan. Sekilas buah menteng mirip dengan buah duku namun tajuk pohonnya berbeda. Rasa buahnya biasanya masam (kecut) meskipun ada pula yang manis.
Menteng dulu biasa ditanam di pekarangan namun sekarang sudah sulit ditemui akibat desakan penduduk dan penanaman tanaman buah lain yang lebih disukai. Tumbuhan ini asli dari Pulau Jawa. Di sekitar Jakarta dan Bogor kadang-kadang masih ditemukan penjual buah menteng.

Kemang (Mangifera caesia)

Buah kemang sejenis mangga, apabila telah matang berwarna kuning kecoklat-coklatan. Buah ini mengeluarkan aroma seperti terpentin. Daging buah berwarna kuning,mengandung banyak cairan dengan rasa asam manis. Buah yang masak dapat dimakan segar, sedang buah yang hampir masak biasanya dimakan untuk campuran rujak. Daunnya yang masih muda dapat digunakan untuk lalap. Kemang menyebar secara alami di Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya; dan banyak dibudidayakan di Jawa bagian barat, terutama dekat Bogor. Tumbuhan ini terutama menyebar di dataran rendah di bawah 400 m, jarang hingga 800 m dpl. Jenis ini tahan terhadap penggenangan, dan seringkali didapati dekat tepi sungai.

Gandaria

Gandaria dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah gandaria berwarna hijau saat masih muda, dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria.Buah gandaria yang matang berwarna kuning, memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung. Daunnya digunakan sebagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai papan.

Sumber
http://www.beritaunik.net/unik-aneh/7-buah-nostalgia-yang-mulai-terlupakan.html
https://ervakurniawan.wordpress.com/2009/06/26/buah-asli-indonesia-yang-langka-di-pasaran/
https://sepedakwitang.wordpress.com/2011/12/15/cintaindonesia-buah-apa-ini/
http://staff.unila.ac.id/janter/2012/01/14/mangifera-kemanga/
https://alamendah.org/2010/06/14/pohon-gandaria-flora-identitas-provinsi-jawa-barat/

0 komentar :

 
Copyright © 2015. Kedai Family